Hal-hal unik disekitar Masjidilharam dam Masjid Nabawi

Selain perjalanan spiritual yang merupakan bagian ibadah, saya juga menemukan beberapa hal yang unik, di sekitar Masjidilharam di Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah. Terlebih ketika di Mekah jarak hotel pemondokan sekitar 1,5 Km dari Masjidilharram yang ditempuh dengan jalan kaki. Berikut yang dapat kami bagi:
  • Ungkapan bangsa Arab adalah saudagar memang benar adanya. Sepanjang perjalanan menuju masjidilharam di Mekkah, berjejer segala macam kios, ada juga kios 3SR dua barang atau 5SR tiga barang, mirip dengan sepuluh ribu dapat tiga di Indonesia, selebihnya adalah mall atau pusat perbelanjaan. Berbagai macam franchise internasional ada di sini. Sedangkan disekitar masjid Madinah, banyak ditemui kios-kios dagangan aneka rupa, dari mulai buah segar sampai perhiasaan emas. Di musim  haji juga banyak pedagang musiman, kebanyakan terdiri para wanita kulit hitam, yang bergamis hitam dan sebagiannya bercadar. Juga pedagang buah yang membawa gerobak, mirip tukang sayur di Indonesia. biasanya mereka berkumpul disekitar jam besar masjid Madinah. Uniknya mereka bisa berbahasa Indonesia, tapi tidak bisa menjawab kalo kita bertanya macam-macam.
  • Agak susah menemukan masakan Indonesia di Madinah, ada juga foodcourt yang menjual makanan Asia, cukuplah untuk Indonesia. Yang paling akrab adalah konter makan Si Doel, yang menjual makanan Asia, biasanya selain nasi putih ada nasi goreng dan nasi biryani yang mirip nasi kuning tapi lebih berminyak, juga berbagai macam lauk. Tahun 2012 harga 1 box nasi + lauk, ayam atau daging adalah 10 SR, cukup untuk dimakan dua orang wanita. Kalau di Mekkah, disekitar pemondokan banyak pedagang musiman dari Madura yang sangat membantu para jamaah haji.
  • Jika perjalanan anda tidak jauh, bawalah botol kosong dari hotel untuk nanti diisi
    drum zamzam di masjid Nabawi
    dengan air zamzam di masjid. Terdapat drum-drum zamzam di dalam masjid, ada yang dingin ada yang netral. Terdapat label cold dan not cold, juga kran-kran zamzam di area luar masjid. Malah sebagian jamaah menggunakannya untuk berwudhu.
    Demikian berlimpahnya persediaan air zamzam membuat penulis takjub akan kebesaran Allah SWT. Pendeknya pemerintah Saudi sepertinya memiliki semboyan, anda memang berada di negeri padang pasir, tapi disini, tapi anda dijamin tidak akan kehausan. Persediaan air zamzam berlimpah di dalam dan di setiap sudut masjid. 
  • Tiang-tiang di Masjidil haram dan masjid Nabawi, bagian bawahnya sebagiannya adalah speaker dan sebagiannya adalah AC. Jadi yang punya kebiasaan nyender teliti dulu sebelum bersender, kalau nggak mau kedinginan. Di bagian atasnya juga terdapat rak Al Quran, jadi tak usah berat-berat bawa mushaf dari rumah. Al Quran terjemahan berbagai bahas juga tersedia di rak, kalo yang bahasa Indonesia, tulisan sampulnya berwarna merah kalo tidak salah.
  • Toilet Masjidil haram dan masjid Nabawi, sebagian kecil ada yang pake kloset duduk, 
    diperuntukkan untuk mereka yang cacat, atau ibu-ibu yang kelebihan berat badan sehingga kalo jongkok tak bisa berdiri lagi. Jika tidak antri kita juga bisa mamakainya. Selebihnya cuma lubang yang sepertinya hilang mengikuti aliran dibawahnya. Kamar mandi disini letaknya dibawah tanah, jadi kita harus turun dulu melalui tangga ataupun eskalator. keberadaan pasukan cleaning service menjaga kamar mandi dari najis dan sangat bersih. 
  • Transportasi jamaah umumnya menggunakan bus. 
    Moda ini bentuknya lebih tinggi dari bus exclusive, ternyata terdapat bagasi di bagian bawah untuk meletakkan tas para jamaah. Bahkan perjalanan Jeddah - Madiinah, masih menggunakan bus tipe lama yang melatakkan koper-koper diatas atap bus, mengingatkan penulis akan adegan film India. Biarpun bodinya tidak kinclong, tapi kenyamanan jok dan AC pendingin masih berfungsi dengan sangat baik. Jika musim haji, bagian atap ini malah diduduki jamaah. 
  • Mobil-mobil di jalanan Arab banyak sekali yang bermerk mahal, mayoritas berwarna putih dan bodinya banyak yang penyok. Kabarnya urusan dengan polisi dan bengkel demikian ribetnya membuat penduduk membiarkan kondisi mobilnya. Jalanan luas dan mulus, kanan kiri hanya padang gersang. Tak heran, mobil disini penuh debu.
  •  Banyak sekali burung-burung merpati di sekitar masjid. Kawanan ini bahkan tidak terbang ketika kami melintas diantaranya. Mungkin mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Di sekitarnya banyak penjual pakan burung, bahnkan ada jamaah yang khusus membawa pakan ini dari Indonesia untuk si burung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

@Rangga Umara, Komitmen lebih mulia daripada Cinta

Kembali ke Titik Keraguan

Jodoh & Idaman