Beo & Pak Kyai


              Seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren besar memiliki seekor burung beo yang telah dilatih mengucapkan kalimat Lailahaillallah. Pak Kyai demikian bangga dan sayang dengan beonya tersebut. Tak lupa, setiap tamu yang berkunjung pasti dipameri kelihaian si beo mengucapkan kalimat tauhid, tak terkecuali para santri.
Di suatu siang pak Kyai tersebut terlihat menangis tersedu-sedu melihat beonya mati diterkam seekor kucing. Ternyata, kesedihan beliau berlanjut. Beberapa hari pak Kyai terlihat sayu wajahnya. Beberapa teman dan para santri berusaha menghibur pak kyai dengan menawarkan akan mencari seekor beo terbaik di seluruh negeri. Mendengar hal ini pak Kyai tersenyum dan berkata: "Bukan kematian beo itu yang aku sesali, tetapi si beo itu yang setiap hari lihai mengucapkan kalimat tauhid, ketika ajalnya menjemput si beo ternyata tetap mengeluarkan suara aslinya cyeett....cyeettt. Ya Allah, semoga Allah tetap melimpahkan rahmat kepada kita semua. Setiap hari kita juga hafal dan fasih mengucapkan kalimat tauhid, semoga jika ajal menjemput, kita mampu mengucapkan kalimat tauhid sebagai bukti bahwa iman dan Islam kita tetap sampai akhir hayat, bukan hanya baju dan tempelan."
          Mendengar hal demikian, teman dan para santri termenung dan berdoa. Ya Allah hamba mohon kepada-Mu akhir husnul khotimah (yang baik) dan jauhkanlah kami dari akhir yang su'ul khotimah (yang buruk). Si beo hanya seekor hewan yang tak memiliki akal pikiran dan pengetahuan. Tentu, kita si manusia harus lebih baik daripada seekor beo.

5 Ramadhan 1434 H /14072013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

@Rangga Umara, Komitmen lebih mulia daripada Cinta

Kembali ke Titik Keraguan

Jodoh & Idaman